Teori Gagne
2.1 Definisi Teori Gagne
Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah
perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar
secara terus-menerus, bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja. Belajar
terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatannya
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari sebelum
ia mengalami situasi dengan setelah mengalami situasi tadi. Belajar dipengaruhi
oleh faktor dalam diri dan faktor dari luar siswa di mana keduanya saling
berinteraksi. Komponen-komponen dalam proses belajar menurut Gagne dapat
digambarkan sebagai S - R. S adalah situasi yang memberi stimulus,
R adalah respons atas stimulus itu, dan garis di antaranya adalah
hubungan di antara stimulus dan respon yang terjadi dalam diri seseorang yang
tidak dapat kita amati, yang bertalian dengan sistem alat saraf di mana terjadi
transformasi perangsang yang diterima melalui alat dria. Stimulus
ini merupakan input yang berada di luar individu dan respon adalah outputnya,
yang juga berada di luar individu sebagai hasil belajar yang dapat diamati.
Gagne lebih menitikberatkan pada operasionalisasi konsep
belajar kumulatif dan memberikan mekanisme untuk merancang pembelajaran dari
sederhana ke kompleks. Gagne mengemukakan bahwa ada lima kemampuan yang
dikatakan sebagai hasil belajar. Hasil
belajar tersebut meliputi;
1. Keterempilan
intelektual
2. Strategi kognitif
3. Sikap-sikap
4. Informasi verbal
5. Keterampilan motorik
2.2 Tanggapan dan Kelebihan Teori Gagne dalam Pembelajaran
Teori Gagne ini pada prisnsipnya mengacu pada teori
behavioristik. Sehingga, konsekuensinya teori behavioristik adalah para guru
yang menggunakan paradigma behavioristik akan menyusun bahan pelajaran dalam
bentuk yang sudah siap sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa
disampaikan secara utuh oleh guru. Metode ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek
dan pembiasaan yang mengandung unsur kecepatan spontanitas kelenturan daya
tahan dsb. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih
membutuhkan peran orang tua.
Kelebihan teori Gagne dalam
pembelajaran diantaranya:
- Gagne disebut sebagai modern noebehaviouristik mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi.
- Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan spontanitas kelenturan reflek, dan daya tahan Contoh : Percakapan bahasa Asing, menari, mengetik, olah raga, dll.
- Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian.
- Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
2.3 Impelementasi atau Penerapan Teori Gagne dalam
Pembelajaran
Teori
belajar Gagne dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di Indonesia. Ada
beberapa pendekatan dan langkah-langkah agar bisa menerapkan teori tersebut
dalam proses pembelajaran. Berdasarkan konsep Sembilan Kondisi Intruksional
Gagne maka kita bisa menyusun rancangan kegiatan belajar mengajar sebagai
berikut:
1. Memperoleh Perhatian.
Kegiatan ini merupakan proses guru dalam memberikan stimulus kepada siswa
dengan cara meyakinkan siswa bahwa mempelajari materi tersebut itu penting. Hal
ini bisa dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan ringan seputar materi yang
akan disajikan.
2. Memberikan Informasi Tujuan
Pembelajaran.
Dalam hal ini guru harus mengupayakan untuk memberitahu siswa akan tujuan
pembelajaran. Sehingga siswa mengetahui tujuan dari materi pembelajaran yang
dipelajarinya. Ini sangat penting dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk
bisa mencapai tujuan pembelajaran.
3. Merangsang siswa untuk mengingat
kembali apa yang telah dipelajari.
Upaya merangsang siswa dalam mengingat materi yang lalu bisa dilakukan dengan cara bertanya tentang materi yang telah diajarkan.
Upaya merangsang siswa dalam mengingat materi yang lalu bisa dilakukan dengan cara bertanya tentang materi yang telah diajarkan.
4. Menyajikan stimulus.
Menyajikan stimulus bisa dilakukan dengan cara guru menyajikan materi
pembelajaran secara menarik dan menantang. Sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung.
5. Memberikan bimbingan kepada siswa.
Seyogyanya guru harus membimbing siswa dalam proses belajarnya. Sehingga
siswa dapat terarah dalam pembelajarannya.
6. Memancing kinerja.
Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk
menerapkan apa yang telah dipelajari itu.
7. Memberikan balikan (feedback).
Memberikan balikan atau feedback
dengan memberitahukan murid apakah hasil belajarnya sudah benar atau tidak.
8. Menilai hasil belajar.
Menilai hasil-belajar dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk
mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan
memberikan beberapa soal.
9. Mengusahakan transfer.
Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk
menggeneralisasi apa yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya
dalam situasi-situasi lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar