Hakikat Pembelajaran
2.1 Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran tidak dapat diartikan
sebagai sesuatu yang statis, melainkan suatu konsep yang bisa berkembang
seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang berkaitan dengan
kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas
sumber daya manusia.
Pembelajaran atau mengajar adalah upaya guru untuk
mengubah tingkah laku siswa. Hal ini disebabkan karena pembelajaran adalah
upaya guru untuk supaya siswa mau belajar. Sedangkan belajar adalah perubahan
tingkah laku siswa. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa mengajar bukan upaya
guru untuk menyampaikan bahan, tetapi bagaimana siswa dapat mempelajari bahan
sesuai dengan tujuan.
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran diidentikkan dengan kata “mengajar”
berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada
orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran
“an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Sedangkan menurut pengertian pembelajaran yang dilansir melalui www.wikipedia.org, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Lain halnya dengan pengertian pembelajaran menurut
UU No. 20/2003, Bab I
Pasal Ayat 20 ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Dari beberapa definisi
diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk
membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku
dalam waktu yang relatif lama dan karena
adanya usaha.
2.2 Ciri-ciri, Teori-teori, serta Jenis–jenis
Pembelajaran
Dalam
proses kegiatan
pembelajaran melibatkan beberapa komponen diantaranya :
1. Siswa
Seorang yang bertindak sebagai pencari,
penerima, dan penyimpan isi
pelajaran yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
2. Guru
Seseorang
yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3. Tujuan
Pernyataan
tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Isi Pelajaran
Segala
informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
5. Metode
Cara
yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi
yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
6. Media
Bahan
pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada siswa.
7. Evaluasi
Cara tertentu yang digunakan untuk menilai
suatu proses dan hasilnya.
2.2.1 Ciri-ciri
Pembelajaran
Adapun ciri-ciri pembelajaran yang
menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa sebagai berikut :
Ø Motivasi Belajar
Motivasi
dapat dikatakan sebagai serangkaina usaha untuk menyediakan kondisi kondisi
tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila ia
tidak suka, maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi
dapat dirangsang dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.
Adalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan
yang dihendaki dapat dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M. 1992)
Ø Bahan Belajar
Merupakan
segala informasi yang
berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi
pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan pada diri
siswa untuk memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup.
Ø Alat Bantu Belajar
Semua
alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk
menyampaikan pesan (informasi)) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada
penerima (siswa). Inforamsi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima
oleh siswa, dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberaapa alat
indera mereka. Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan
gambar-gambar, foto, grafik, dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk
melihat, memegang, meraba, atau mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk
mengerti pengajaran tersebut.
Ø Suasana Belajar
Suasana
yang dapat menimbulkan aktivitas atau gairah pada siswa adalah apabila terjadi
:
a. Adanya komunikasi dua arah (antara
guru-siswa maupun sebaliknya) yang intim dan hangat, sehingga hubungan
guru-siswa yang secara hakiki setara dan dapat berbuat bersama.
b. Adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal
ini dapat terjadi apabila isi pelajaran yang disediakan berkesusaian dengan
karakteristik siswa.
Kegairahan dan kegembiraan belajar
jug adapat ditimbulkan dari media, selain isis pelajaran yang disesuaiakan
dengan karakteristik siswa, juga didukung oleh factor intern siswa yang belajar
yaitu sehat jasmani, ada minat, perhatian, motivasi, dan lain sebagainya.
Ø Kondisi Siswa yang Belajar
Mengenai kondisi siswa, adapat dikemukakan di
sini sebagai berikut :
a. Siswa memilki sifat yang unik,
artinya anatara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda.
b. Kesamaan siswa, yaitu memiliki langkah-langkah
perkenbangan, dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran.
Kondisi siswa sendiri sangat
dipengaruhi oleh factor intern dan juga factor luar, yaitu segala sesuatau yang
ada di luar diri siswa, termasuk situasi pembelajaran yang diciptakan guru.
Oleh Karena itu kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada peranan dan
partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominant, tetapi lebih berperan
sebagai fasilitaor, motivator, dan pembimbing.
2.2.2
Teori-teori Pembelajaran
Behaviouristik
Pembelajaran
selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti
yang kita inginkan. Hubunagn stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi
sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau msalah, guru
menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya
diperoleh hasil.
Kognitivisme
Pembelajaran
adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh pemahaman sedangkan
pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat
Bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya
menggunakan banyak metode.
Humanistik
Dalam
pembelajran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat
mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan
sendiri berdasarkan inisisatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh
(perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh hasil yang baik.
Sosial/Pemerhatian/Permodelan
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan
pemodelan Bandura (1986) mengenal pasti empat unsure utama dalam proses
pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, iaitu pemerhatian (attention),
mengingat (retention), reproduksi (reproduction), dan penangguhan
(reinforcement) motivasi (motivion). Implikasi daripada kaedah ini berpendapat
pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai melalui beberapa cara yang berikut:
• Penyampaian harus interktif dan menarik.
• Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan
tepat.
• Hasilan guru atau
contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu yang tinggi.
2.2.3
Jenis-jenis Pembelajaran
Jenis pembelajaran
berdasarkan cara mengorganisasi siswa, ada 3 cara yang
dapat dilakukan guru dalam mengelola siswa, supaya pembelajaran berjalan
efektif dan efisien. Tiga cara tersebut adalah
1. Pembelajaran secara individual.
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan pembelajaran yang
menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing
individu. Pemberian bantuan dan bimbingan secara individual dapat dilakukan
pada pembelajaran individual ataupun pembelajaran klasikal. Pembelajaran
individual dalam pembelajaran individual dengan cara guru memberi bantuan pada
masing-masing pribadi, sedangkan bantuan individual dalam pembelajaran klasikan
dengan cara guru memberi bantuan individu secara umum. Contohnya misalnya siswa
diminta untuk membaca dalam hati pada pokok bahasan tertentu.
2. Pembelajaran secara kelompok.
Pembelajaran kelompok adalah pembelajaran dengan cara kelas dibagi
menjadi beberapa kelompok, antara 3-8 orang. Penekanan pembelajaran ini pada
peningkatan kemampuan individu sebagai anggota kelompok.
3. Pembelajaran secara klasikal.
Pembelajaran klasikal yaitu pembelajaran yang dilaksnakan secara
klasikal atau diikuti siswa dalam jumlah berkisar antara 1- 45 orang. Karena
guru harus menghadapi siswa dengan jumlah banyak, maka dalam pembelajaran
klasikal diperlukan pelaksanaan dua kegiatan sekaligus, yaitu pengelolaan pembelajaran,
dan pengelolaan kelas. Pengelolaan pembelajaran adalah kegiatan untuk melaksanakan desain
instruksional, sedangkan pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang
memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar dengan baik. Sedangkan
pengelolaan kelas biasanya dilakukan karena adanya masalah disaat pembelajaran,
di mana sumber masalah tersebut antara lain dari kondisi tempat belajar ataupun
dari siswa yang terlibat dalam pembelajaran. Contoh sumber masalah dari kondisi
tempat belajar misalnya ruang kotor, kursi rusak, papan tulis kotor, dan lain
sebaginya. Sedangkan sumber dari siswa dapat secara individu ataupun berkelompok. Kegiatan pembelajaran ini tergolong
efisien dan murah.
2.3
Pembelajaran
Sebagai Proses Komunikasi
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan
memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua
pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang
terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar
(learning process). Sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri berikut
:
1. Belajar sifatnya disadari,
dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya
motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga
tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen
(retensi) betul-betul disadari sepenuhnya.
2. Hasil belajar diperoleh
dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara
spontanitas, instant, namun bertahap (sequensial). Seorang anak bisa membaca
tentu tidak diperoleh hanya dalam waktu sesaat namun berproses cukup lama,
kemampuan membaca diawali dengan kemampuan mengeja, mengenal huruf, kata dan
kalimat. Seseorang yang tiba-tiba memiliki kecakapan seperti lari dengan
kecepatan tinggi karena akibat doping, bukanlah hasil dari kegiatan belajar,
namun efek dari obat atau zat kimia yang dikonsumsinya.
3. Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya
manusiawi. Seorang siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan
dari guru, pelatih ataupun instruktur. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua
arah antara siswa dan guru.
Kaitannya bahwa belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukan
bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya
terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang
atau sekelompok orang (penerima pesan).
Pesan yang dikirimkan biasanya berupa informasi atau keterangan dari
pengirim (sumber) pesan. Pesan tersebut diubah dalam bentuk sandi-sandi atau
lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-bunyi, gambar dan sebagainya. Melalui
saluran (channel) seperti radio, televisi, OHP, film, pesan diterima oleh si
penerima pesan melalui indera (mata dan telinga) untuk diolah, sehingga
pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dan dipahami oleh si
penerima pesan. Lihatlah gambar di bawah ini :
Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa komunikasi merupakan
sebuah sistem yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang terlibat,
diantaranya komunikator, komunikan, channel, message, feed back dan noise
/barier. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diteruskan oleh saluran atau
channel sampai ke komunikan sebagai penerima pesa. Dipahami atau tidaknya
sebuah pesan oleh komunikan tergantung dari feed back yang diberikan oleh
komunikan. Feedback positif menunjukan bahwa pesan dipahami dengan baik, sebaliknya
feedback negatif menunjukan pesan mungkin saja tidak dipahami dengan benar.
Untuk membantu penyampaian pesan ini diperlukan saluran berupa media
pembelajaran. Faktor yang dapat menyebabkan pesan tidak dipahami dengan baik
karena adanya noise dan barier atau hambatan dan gangguan, noise ini dapat
dialami oleh komunikator, bisa terjadi pada komunikan , pada pesan juga pada
channel. Misalnya siswa tidak mengerti apa yang dijelaskan guru karena kondisi
perut sedang sakit, berarti gangguan ada pada komunikan, siswa tidak menerima
materi dengan jelas karena saat itu sedang ada pembangunan sehingga suasana
berisik mengganggu pendengaran, hal ini salurannya yang terganggu. Selain itu, gangguan yang terjadi pada guru
sebagai komunikator seperti masalah keluarga dapat mempengaruhi komunikasi pada
proses pembelajaran.
2.4 Pendekatan Dalam Pembelajaran
Terdapat
berbagai macam pendekatan dalam pembelajaran diantaranya,
a. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep merupakan pendekatan yang mementingkan hasil
daripada proses perolehan hasil. Untuk itu pendekatan ini terkesan hanya
merupakan pemberian informasi, sehingga hasilnya kurang bermakna dan bertahan
lama. Bagaimanapun pendekatan ini masih pula dibutuhkan dalam
pembelajaran, karena tidak mungkin semua pokok bahasan dapat digunakan
pendekatan keterampilan proses. Hal ini disebabkan karena jenis bahan atau
mungkin waktu yang tidak memungkinkan dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses semua. Hanya saja perlu digali bagaimana penerapan
pendekatan konsep ini dapat digunakan semaksimal mungkin di dalam pembelajaran.
b. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan yang
mengembangkan keterampilan memproseskan pemerolehan, sehingga siswa mampu
menemukan dan mengembangkan secara bebas dan kreatif fakta dan konsep serta
mengaitkannya dengan sikap dan nilai yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan
karena pendekatan keterampilan proses dilakukan sebagaimana layaknya ilmuwan
menemukan pengetahuan (menggunakan langkah-langkah metode ilmiah), sehingga
kevalidannya dapat diandalkan. Keterampilan proses ini tidak saja mementingkan
hasil, tetapi juga memperhatikan proses mendapatkan hasil. Dengan melaksanakan
pendekatan ketarmpila proses berarti siswa terlibat seccara aktif dalam
kegiatan pengamatan, dan menemukan sendiri konsep dan prinsip, sehingga materi
belajar mudah dikuasai oleh siswa. Dengan mengetahui proses diharapkan dapat
merangsang daya cipta untuk menemukan sesuatu, dan pada akhirnya dapat
membentuk manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang kreatif, mampu
memecahkan persoalan-persoalan aktual dalam kehidupan, dan mampu mengambil keputusan yang menjangkau masa
depan.
2.5 Strategi Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran guru
berusaha menyampaikan sesuatu hal yang disebut “pesan”. Sebaliknya, dalam
kegiatan belajar siswa juga berusaha memperoleh sesuatu hal. Pesan atau sesuatu
hal tersebut dapat berupa pengetahuan, wawasan, keterampilan atau “isi ajaran”
yang lain seperti kesenian, norma/kesusilaan dan agama.
Perilaku interaksi belajar-mengajar antara
guru dan siswa merupakan contoh pengelolaan pesan. Menurut
Sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus
dilakukan oleh seorang guru, yaitu pembelajaran dengan strategi ekspositori dan
pembelajaran dengan strategi inkuiri.
v Pembelajaran
dengan Strategi Ekspositori
Perilaku pembelajaran dengan strategi ekspositori merupakan pengajaran
yang terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi
terperinci tentang bahan pengajaran. Tujuan utama pengajaran ekspositori adalah
“memindahkan” pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai kepada siswa. Hal yang
esensial pada bahan pengajaran harus dijelaskan kepada siswa.
Peranan guru yang penting adalah:
ü Penyusun
program pembelajaran.
ü Pemberi
informasi yang benar.
ü Pemberi
fasilitas belajar yang baik.
ü Pembimbing
siswa dalam pemerolehan informasi yang benar.
ü Penilai
pemerolehan informasi.
Peranan siswa yang penting adalah:
ü Pencari
informasi yang benar.
ü Pemakai
media dan sumber yang benar.
ü Menyelesaikan
tugas sehubungan denga penilaian guru.
Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan,
keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi belajar
yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.
v Pembelajaran
dengan Strategi Inkuiri
Perilaku pembelajaran dengan strategi inkuiri merupakan pengajaran yang
terpusat pada siswa. Pembelajaran inkuiri mengharuskan siswa mengolah pesan
sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Dalam
pengajaran ini siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah
mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu
menyelesaikan masalah secara ilmiah.
Peranan guru yang penting adalah:
ü Menciptakan suasana bebas berpikir sehingga siswa
berani bereksploitasi dalam penemuan dan pemecahan masalah.
ü Fasilitator dalam penelitian.
ü Rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian
alternatif pemecahan masalah.
ü Pembimbing penelitian, pendorong keberanian
berpikir alternatif dalam pemecahan masalah. Sebagai pembimbing proses
berpikir, guru menyampaikan banyak pertanyaan.
Peranan siswa yang penting adalah:
ü Mengambil prakarsa dalam pencarian dan pemecahan
masalah.
ü Pelaku aktif dalam belajar melakukan penelitian.
ü Penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan.
ü Penemu pemecahan masalah.
Evaluasi hasil belajar pada model
inkuiri meliputi:
ü Keterampilan pencarian dan perumusan masalah.
ü Keterampilan pengumpulan data atau informasi.
ü Keterampilan meneliti tentang objek seperti benda,
sifat benda, kondisi, atau peristiwa dan pelaku.
ü Keterampilan menarik kesimpulan.
ü Laporan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar