Penurunan Struktur Makro dan Struktur Mikro Teks
A.
PENGERTIAN
Proporsi mikro
diturunkan langsung dalam bentuk teks dasar sedangkan proporsi makro diturunkan
dari beberapa proporsi mikro yang telah diturunkan sebelumnya. Penurunan
proporsi mikro dan proporsi makro mengikuti tiga aturan makro (siregar, 1995)
yang terdiri atas.
a.
Penghapusan,
dilakukan terhadap proporsi mikro atau beberapa proporsi makro yang tidak
diperlukan dalam menginterprestaskan teks.
b.
Generalisasi,
suatu proporsi dapat diturunkan dari proporsi tertentu yang menjadi acuan
melalui generalisasi sehingga dihasilkan proporsi makro yang bersifat umum.
c.
Konstruksi,
beberapa proporsi dapat membangun suatu proporsi baru melalui atura konstruksi
sehinggan diperoleh proporsi makro yang dibangun dari beberapa proporsi makro.
Aturan makro untuk
menurunkan proporsi makro dari suatu teks dapat bersifat rekursif. Proporsi
yang dihasilkan dapat digunakan kembali sebgai unit untuk menurunkan proporsi
makro yang lebih umum. Pengulangan ini dapat dilanjutkan hingga pada akhirnya
diperoleh satu proporsi global.
Adapun dalam
menurunkan struktur makro seluruh hasil penurunan proporsi makro dan mikro yang dihasilkan dipetakan ke dalam
struktur makro. Struktur makro merupakan keseluruhan organisasi proporsi yang
dihasilkan merupakan jaringan kerja tema (representasi subek) yang berhubungan
secara ordinat (hubungan ke atas), sub ordinat (hubungn ke bawah), dan
koordinat (hubungan mendatar). Struktur
makro dialurkan menurut dimensi progresi dan elaborasi.
Jika tindakan
pengajar menginformasikan (informing),
biasanya untuk memulai pelajaran, maka target materi-subyek adalah konten dan
respon yang diinginkan dari pembelajar adalah intelligible. Selanjutnya, jika tindakan pengajar berupa menggali
materi-subyek lebih dalam (eliciting)
maka target yang dikehendaki adalah substansi dan respon yang diharapkan adalah plausible. Jika kegiatan sampai pada
tahap memapankan dimana pengajar mengarahkan (directing) maka targetnya adalah sintaktikal dengan harapan
menjadi berguna (fruitful) bagi
siswa. Tiga komponen intelligible,
plausible, dan fruitful merupakan
kriteria accessible dalam proses
belajar-mengajar. Intelligible
berarti mater-subyek dapat dipahami atau dimengerti pembelajar karena pengetahuan
dihihat terpadu dan mempunyai konsistensi internal. Plausible artinya pengetahuan dapat dipahami atau dimengerti
pembelajar karena sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Sedangkan fruitful bermakna sesuatu dapat
dipahami/dimngerti karena dapat digunakan atau mempunyai nilai lebih.
Siregar lebih
lanjut menyatakan bahwa interaksi komponen-komponen itu berlangsung berdasarkan
hubungan ketergantungan yang saling menguntungkan dengan melihat setiap
komponen sebagai kewenangan wacana menurut posisinya masing-masing. Dlam hal
ini aspek materi-subyek dibagi menjadi:
1. aspek konten, mencakup fakta dan konsep dalam disiplin ilmu melalui
motif deskripsi dan definisi.
2. aspek substansi, mengendalikan pengorganisasian konten melalui
aturan, hukum, kriteria dan sebagainya.
3. aspek sintaktikal, mengendalikan bagaimana pengorganisasian konten
dilaksanakan dengan menggunakan keterampilan intelektual untuk mengembangkan
suatu eksplanasi.
C.
ANALISIS STRUKTUR-DALAM TEKS
HIPERTEKS
Setelah melakukan analisis permukaan
berupa analisis struktur-luar sample hiperteks maka dilakukan analisis
struktur-dalam terhadap teks sample hiperteks tersebut. Dasar prosedur analisis
hiperteks bergantung kepada bagimana menurunkan struktur makro suatu teks.
Untuk melakukan analisis ini, proses dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu
pembentukan teks dasar atau penghalusan dasar teks, penurunan proposisi mikro
dan makro, serta penyusunan struktur global dan makro masing-masing hiperteks.
Khusus untuk hiperteks yang ditulis dalam bahasa Inggris terlebih dahulu
dilakukan alih bahasa ke bahasa Indonesia.
Hasil alih bahasa dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk melihat kesahihannya.
Namun, dengan pertimbangan bahwa tidak mungkin alih bahasa dilakukan
sepenuhnya, maka dalam analisis, teks asli tetap digunakan sebagai pendamping
teks terjemahan.
a. Pembentukkan Teks Dasar
Pembentukkan teks dasar atau
penghalusan teks adalah tindakan yang dilakukan untuk membersihkan teks dari
alenia, kalimat, frase, atau kata, yang tidak mendukung proposisi yang lebih
makro atau hal serupa yang berlebihan atau bersifat pengulangan serta
menyempurnakan teks sehingga memenuhi kaidah bahasa yang benar dan mudah
dimengerti. Tujuan pembentukan teks dasar adalah untuk memapankan makna agar
penurunan proposisi selanjutnya dapat dijamin kesahihannya. Pembersihan dan
penyempurnaan dapat dilakukan dengan syarat tidak mengurangi atau merubah makna
teks aslinya. Tujuan utama pembentukkan teks dasar ini adalah untuk memudahkan
analisis teks selanjutnya. Pembentukkan teks dasar berpedoman kepada kriteria ketepatan hubungan unit-unit wacana dan kejelasan struktur pengetahuan pada
berbagai level, sebagaimana yang dikemukakan oleh Frederiksen (Siregar, 2000)
dan Van Dijk & Kintsch (Siregar, 2000). Ketepatan merujuk kepada
peristilahan yang tidak berlebihan dan tidak kurang dalam mengungkapkan aspek
fenomena yang dibicarakan. Sedangkan kejelasan merujuk pada penggunaan verbal
yang jelas hubungannya dengan predikat dalam mengendalikan suatu proposisi
(Siregar, 2000). Kriteria ketepatan dan kejelasan ini dapat dicapai dengan
penghapusan alenia, kalimat, frase, dan kata serta penyisipan kalimat, frase,
kata, atau huruf. Dalam prakteknya penyisipan ini semakin penting untuk
mengimbangi penghapusan yang dilakukan. Dlam proses penurunan teks dasar,
alenia, kalimat, frase dan kata yang dihapus dibatasi dengan kurung krawal {...}
sedangkan kalimat, frase, dan kata yang disisipkan dicetak dengan huruf miring.
Berdasarkan teori
diatas dilakukan penghapusan teks terhadap masing-masing sample hiperteks.
Cuplikan proses penghalusan teks dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Contoh Proses Penghalusan
Teks
Teks
Asli
|
Proses
Pengahlusan Teks
|
Teks
Dasar
|
Kinematika adalah suatu studi tentang bagaimana sesuatu bergerak. Disini, kita tertarik terhadap gerak benda normal didunia kita.
Benda normal adalah dapat dilihat, memiliki batas, dan memiliki lokasi
sehingga dapat dinyatakan dalam koordinat (x, y, z). Kita tidak mendiskusikan
gerak partikel atom atau cahaya.
Kita akan membuat perbendaharaan kata
dan kumpulan metoda matematika yang akan mendeskripsikan gerak ini. Perlu
dipahami bahwa kita hanya akan mengembangkan bahasa yang digunakan untuk
mendeskripsikan gerak disini. Kita tidak akan konsern dengan apa yang
me-nyebabkan benda merubah geraknya, atau lebih tepatnya, momentumnya. Dengan
kata lain, dalam topik ini kita tidak konsern dengan aksi gaya
|
Kinematika adalah suatu studi tentang bagaimana benda {sesuatu} bergerak. {Disini, kita hanya tertarik terhadap
gerak benda normal, yaitu {di dunia
kita}. Benda {normal adalah} yang
dapat dilihat, memiliki batas, dan memiliki lokasi sehingga dapat dinyatakan
dalam koordinat (x, y, z). {Kita tidak mendiskusikan gerak partikel atom atau
cahaya.}
{Kita akan membuat perbendaharaan kata
dan kumpulan metoda matematika yang akan mendeskripsikan gerak ini}. {Perlu
dipahami bahwa kita hanya akan mengembangkan bahasa yang digunakan untuk
mendeskripsikan gerak disini}. Kita tidak {akan} konsern dengan apa yang
menyebabkan benda merubah geraknya, atau lebih tepatnya, momentumnya. Dengan
kata lain, {dalam topik ini} kita tidak konsern dengan aksi gaya penyebab gerak.
|
Kinematika adalah suatu studi tentang bagaimana benda bergerak. Disini kita hanya
tertarik terhadap gerak benda normal, yaitu
benda yang dapat dilihat, memiliki
batas, dan memiliki lokasi sehingga dapat dinyatakan dalam koordinat (x, y,
z).
Kita tidak konsern dengan apa yang
me-nyebabkan benda merubah geraknya, atau lebih tepatnya, momentumnya. Dengan
kata lain kita tidak konsern dengan aksi gaya.
|
b. Penurunan Proposisi Mikro dan
Makro
Dari
teks dasar dilakukan analisis untuk menurunkan proposisi mikro dan proposisi
makro. Proposisi mikro langsung dibentuk dari teks dasar. Proposisi ini
memiliki tingkat abstraksi paling rendah. Dari proposisi mikro ini ditarik proposisi
yang lebih makro. Beberapa proposisi makro dapat menghasilkan proposisi lebih
makro lagi yang disebut dengan proposisi utama. Proposisi makro dapat diturunkan berkali-kali
sesuai dengan tingkat abstraksi yang diinginkan. Semakin tinggi proposisi
makronya semakin tinggi tingkat abstraksinya. Dalam penelitian ini dilakukan
tiga kali penurunan, yakni untuk pembentukan Makro I, Makro II, dan Makro
Utama. Penempatannya dilakukan secara berurutan dalam tabel ”Analisis Proposisi Mikro Makro”. Lebih
jelasnya, pada kolam pertama untuk Tindakan Wacana, kolam kedua untuk Teks
Dasar, kolam ketiga untuk Proposisi Mikro, dan kolam keempat sampai keenam
untuk Proposisi Makro I sampai Makro Utama.
Penurunan
proposisi mikro dan makro dilakukan dengan mengikuti aturan makro dari Dijk dan
Kintsch (Siregar, 2000) yakni melalui proses penghapusan, generalisasi, dan
konstruksi. Penghapusan dilakukan terhadap proposisi atau beberapa proposisi
yang tidak diperlukan dalam menafsirkan teks.
Contoh Penghapusan Proposisi Mikro
Teks Dasar
|
Proposisi Mikro
|
Makro I
|
Makro II
|
Makro Utama
|
Percepatan
serbasama secara tidak langsung menyatakan persamaan berguna berikut:
Pecepatan sebagai fungsi kecepatan dan waktu
Perpindahan
sebagai fungsi kecepatan dan waktu
= area dibawa garis. (Gambar)
Iktisar
persamaan-persamaan
|
52. Percepatan serbasama memiliki beberapa
persamaan berguna.
53.
Percepatan sebagai fungsi kecepatan dan waktu dinyatakan oleh
54.
Perpindahan sebagai fungsi kecepatan dan waktu
55.
Besarnya perpindahan sama dengan daerah di bawah kurva.
56.
Persamaan-persamaan kinematika dapat disimpulkan sebagai berikut:
|
Konsep
konsep kine-
matika
dapat
dihu-
bung-
kan
dalam
persa-
maan-
persa-
maan
ber-
guna
|
Mikro-mikro pada contoh di atas dapat dihapus
semuanya karena bersifat pengulangan dari proposisi sebelumnya. Keberadaan
mikro akhirnya terwakili pada makro utama yang memayungi mikro sejenis lainnya
pada sub-topik tersebut.
Pada
proses generalisasi, suatu proposisi yang bersifat lebih umum diturunkan dari
beberapa proposisi tertentu.
Contoh Generalisasi Proposisi
Teks Dasar
|
Proposisi Mikro
|
Proposisi Makro I
|
Proposisi Makro II
|
Dinamika adalah
cabang fisika yang berkenaan dengan gerak benda dan hubungan antara gerak
tersebut dengan konsep fisika lainnya.
Kinematika
adalah bagian dari dinamika. Kita
tertarik dengan deskripsi gerak, namun
tidak konsern dengan penyebab gerak.
Galileo
memainkan peran utama dalam meletakkan dasar-dasar kinematika sebagai mana
kita temui sekarang. Diantara
pekerjaannya:
Ÿ
melakukan
observasi astronomi dengan teleskop
Ÿ
membuat bukti eksperimental untuk deskripsi gerak
Ÿ
melakukan studi kuantitatif gerak
|
1. Dinamika adalah cabang fisika yang
mempelajari gerak benda dan hubungan antara gerak tersebut dengan konsep
fisika lainnya
2. Kinematika adalah bagian dari dinamika
3. Kinematika mempelajari tentang gerak
dengan mengabaikan penyebabnya.
4. Galileo telah meletakkan dasar-dasar
kinematika
|
1. Dinamika adalah cabang fisika yang
mempelajari gerak benda dan hubungan-nya dengan konsep fisika lainnya
2. Kinematika adalah bagian dari dinamika
3. Kinematika mempelajari tentang gerak
dengan mengabaikan penyebabnya
|
Kinematika
adalah cabang fisika yang mempelajari tentang gerak dengan mengabaikan
penyebabnya
|
Tiga proposisi Makro I dapat digeneralisasi
menjadi satu Proposisi makro II. Disini kembali dapat dilihat penghapusan
Proposisi Mikro ke-4 karena tidak mendukung analisis teks selanjutnya.
Sedangkan
pada proses konstruksi, sederetan proposisi diganti dengan proposisi baru yang
tidak setara, yang dilakukan secara bertahap.
Contoh Rekonstruksi Proposisi
Teks Dasar
|
Proposisi Mikro
|
Makro I
|
Makro II
|
Makro Utama
|
Dua hubungan
yang mendefinisikan bagaimana posisi, kecepatan, dan per-
cepatan berhubungan satu sama lain:
dan hubungan
antara percepatan dan posisi:
Gerak Lurus Berubah Beraturan
Bentuk paling
sederhana dari percepatan adalah
a = 0, yang kita kenal sebagai gerak lurus beraturan. Jika a = konstan, artinya kecepatan benda
tidak tetap lagi, tapi berubah secara beraturan.
Gerak ini kita
kenal sebagai gerak lurus berubah bera-turan. Hubungan antara percepatan dan kecepatan
menjadi:
|
27.Hubungan yang mendefinisikan
bagaimana posisi, kecepatan, dan percepatan berhubungan satu sama lain:
28.Hubungan antara percepatan dan
posisi:
29.Bentuk paling sederhana dari
percepatan adalah a = 0, yang kita
kenal sebagai gerak lurus beraturan.
30.Jika a = konstan, artinya kecepatan benda tidak tetap lagi, tapi
berubah secara beraturan.
31.Gerak ini kita kenal sebagai gerak
lurus berubah beraturan.
32.Hubungan antara percepatan dan
kecepatan menjadi:
|
19.Posisi,
kecepatan, dan perce-patan dihu-bungkan oleh persa-maan: dan
20.Percepatan dan posisi dihubung-kan
oleh:
21.Jika a = 0, benda bergerak lurus ber-aturan.
22.Jika a = konstan benda bergerak lurus berubah beraturan.
23.Hubungan percepatan dan kecepatan menjadi:
vt = at + vo
Δv = at
|
10. Ada dua persa-maan yang meng-hubung-kan
konsep posisi, kecepatan dan per-cepatan.
11. Konsep posisi dan per-cepatan dapat
juga dihu-bungkan oleh satu persa-maan
12. Untuk a konstan hubung-an antara
perce-patan dan kecepatan adalah:
vt=at+vo
13. Hu-bungan konsep kinema-tika dapat
dinyata-kan dalam persa-maan tak gantung waktu
|
Hubungan antara
posisi, kecepatan dan percepat-an
|
c. Penyusunan Struktur Global dan Struktur Makro
Setelah
melakukan analisis proposisi dilanjutkan dengan menyusun struktur global
sampel. Struktur global selanjutnya dikembangkan menjadi struktur makro. Baik
struktur global maupun struktur makro disusun langsung berdasarkan hasil
penurunan proposisi mikro dan proposisi makro. Struktur global berfungsi untuk
menyederhanakan materi ke dalam suatu struktur agar lebih memudahkan pemahaman
oleh pembelajar. Penyederhanaan materi tergambar dari pengorganisasian materi
berdasarkan dimensi progesi dan dimensi elaborasi. Penyusunan struktur global
memperhatikan keterpaduan hubungan antar unit tema yaitu mengendalikan
tinadakan makro dalam dimensi elaborasi dan dimensi progresi (Siregar, 2000).
Struktur global dan struktur makro merujuk pada hubungan retorika dengan
menjaga hubungan hirarkisnya. Penyusunan juga dilakukan dengan memperhatikan
tindakan wacana, terutama pada struktur global.
Dimensi
progresi dan elaborasi semakin jelas kelihatan pada struktur makro. Dimensi
progresi digambarkan dengan memperhatikan pengembangan wacana menurut tahapan
dalam mengorganisasikan pengajaran. Pengembangan wacana tersebut dikendalikan
oleh tujuan atau motif penyajian, artinya dimensi progresi dikembangkan menurut
alur dari konsep yang sederhana menuju konsep yang lebih tinggi atau menuju
konsep yang lebih kompleks. Sedangkan
dimensi elaborasi menghendaki keutuhan hubungan hirarki antara unit
materi-subyek, artinya dimensi elaborasi dialurkan dari sifat abstrak menuju
konkrit. Dimensi elaborasi
memerankan dimensi organisasi, yang mengatur hubungan organisasi antara
struktur makro dan struktur mikro. Menurut Siregar dkk (1994) penurunan
struktur makro merujuk pada hubungan retorika yang diperankan oleh proposisi
hasil analisis. Seluruh proposisi makro dan mikro yang dihasilkan dipetakan ke
dalam struktur makro dengan menjaga hirarkinya.
Dari analisis terhadap
proposisi mikro dan makro diperoleh struktur global dan struktur makro untuk
ketiga sampel sebagai berikut. Pertama untuk Sampel I
STRUKTUR GLOBAL GELOMBANG BUNYI
STRUKTUR MAKRO KINEMATIKA SAMPEL I
mendefinisikan
Dinamika
adalah cabang físika yang mempelajari gerak benda
Kinematika adalah bagian dari
dinamika
Kinematika mempelajari gerak
dengan mengabaikan penyebabnya
menjelaskan
Posisi adalah konsep dasar pertama dinamika
Posisi
didefinisikan berdasarkan kerangka referensial
mendeskripsikan
Perpindahan adalah besaran vektor
mengukur perubahan posisi
Perpindahan dihitung sepanjang sumbu x-y
Satuan perpindahan meter
Jarak adalah besaran skalar
Besarnya bisa sama dan tidak sama dengan besar perpindahan
menjelaskan
Besaran vektor memiliki besar dan arah
Vektor dapat digambarkan dengan anak panah
Besaran
skalar dinyatakan dengan besarmya saja
ANALISIS PROPOSISI MIKRO MAKRO KINEMATIKA SAMPEL I
TINDAKAN WACANA
|
TEKS DASAR
|
PROPOSISI MIKRO
|
PROPOSISI MAKRO I
|
PROPOSISI MAKRO II
|
PROPOSISI UTAMA
|
Memberikan definisi
|
Dinamika adalah cabang fisika yang berkenaan dengan gerak benda dan
hubungan antara gerak tersebut dengan konsep fisika lainnya.
Kinematika adalah bagian dari dinamika.
Kita tertarik dengan deskripsi gerak, namun tidak konsern dengan penyebab
gerak
Galileo memainkan peran utama dalam meletakkan dasar-dasar kinematika
sebagai mana kita temui sekarang.
Diantara pekerjaannnya:
Ÿ melakukan observasi astronomi dengan
teleskop
Ÿ membuat bukti
eksperimental untuk deskripsi gerak
Ÿ melakukan studi kuantitatif
gerak
|
1. Dinamika adalah
cabang fisika yang mempelajari gerak benda dan hubungan antara gerak tersebut
dengan konsep fisika lainnya
2. Kinematika adalah
bagian dari dinamika
3. Kinematika
mempelajari tentang gerak dengan mengabaikan penyebabnya.
4. Galileo telah
meletakkan dasar-dasar kinematika
|
1. Dinamika adalah
cabang fisika yang mempelajari gerak benda dan hubungannya dengan konsep
fisika lainnya
2. Kinematika adalah
bagian dari dinamika
3. Kinematika
mempelajari tentang gerak dengan mengabaikan penyebabnya
|
1. Kinematika adalah
cabang fisika yang mempelajari tentang gerak dengan mengabaikan penyebabnya
|
Pendahuluan
|
Menjelaskan konsep posisi
|
Posisi adalah konsep dasar pertama dari dinamika.
Ia didefinisikan berdasarkan kerangka
referensial.
Contoh: dalam sistem satu dimensi, dapat memilih gerak sepanjang sumbu x
atau y.
xi: posisi awal, xf: posisi akhir,
Dx = xf – xi: perpindahan
|
5. Posisi aadalah konsep
dasar pertama dari dinamika.
6. Posisi didefinisikan
berdasarkan kerangka referensial.
|
4. Posisi didefinisikan
berdasarkan kerangka referensial
|
Posisi benda didefinisikan berdasarkan kerangka referensial
|
|
Mendeskripsikan konsep perpindahan
|
Perpindahan mengukur perubahan posisi.
Ÿ dinyatakan sebagai Δx (jika horizontal) atau Δy (jika vertikal)
Ÿ satuan adalah meter (m) dalam SI,
[sentimeter (cm) dalam cgs, atau feet (ft)]
Ÿ perpindahan
merupakan contoh paling sederhana besaran vektor: ia memiliki besar dan arah (+ atau -)
|
7. Perpidahan mengukur
perubahan posisi
8. Perpindahan dinyatakan
oleh Δx (horizontal) dan Δy (vertikal).
9. Satuan perpindahan
adalah meter (m)
10.Perpindahan merupakan
besaran vektor
|
5. Perpindahan
adalah besaran vektor mengukur perubahan posisi
6. Perpindahan
dihitung sepanjang sumbu x-y
7. Satuan
perpindahan meter
|
2.
Perpindahan adalah besaran vektor yang mengukur perubahan posisi
|
Jarak dan perpindahan adalah konsep yang berbeda
|
Membedakan jarak dan perpindahan
|
Jarak yang ditempuh, selalu berharga
positif: Jarak adalah besaran skalar. Besarnya bisa, tapi tidak harus, sama dengan besar perpindahan Δx
|
11. Jarak
adalah besaran skalar.
12. Besarnya
bisa sama dan tidak sama dengan besar perpindahan
|
8. Jarak merupakan
besaran skalar yang besarnya bisa sama dan tak sama dengan perpindahan
|
Jarak dan perpindahan adalah dua konsep yang berbeda
|
|
Menjelaskan besaran vektor
Membedakan antara vektor dan skalar
Menjelaskan konsep kecepatan rata-rata
|
Besaran vektor membutuhkan besar (ukuran) dan arah untuk menggambarkannya
secara sempurna.
Cara menggambarkan vektor:
Ÿ diwakili oleh anak panah, panjang anak
panah sebanding dengan besar vektor.
Ÿ kepala anak panah menunjukkan arah
Ÿ biasanya dibuat dalam huruf tebal.
Besaran skalar cukup dinyatakan dengan besarnya saja.
Kecepatan rata-rata adalah kecepatan pada mana perpindahan
terjadi
Arah kecepatan sama dengan arah
perpindahan (rentang waktu selalu positif).
Ÿ tanda + atau – cukup untuk gerak
1-dimensi.
Ÿ Satuan kecepatan dalam SI adalah m/s.
|
13. Besaran vektor membutuhkan besar (ukuran)
dan arah.
14. Vektor dapat digambarkan dengan sebuah anak
panah dengan huruf tebal
15. Panjang panah sebanding dengan besar vektor
yang diwakilinya.
16. Besaran skalar dinyatakan dengan besarnya
saja
17. Kecepatan rata-rata adalah kecepatan pada
mana perpindahan terjadi
18. Arah kecepatan sama dengan arah perpindahan
19. Satuan kecepatan dalam SI adalah m/s.
20. kecepatan rata-rata dirumuskan oleh
|
9.Besaran vektor
membutuhkan besar (ukuran) dan arah
10.Vektor dapat
digambar-kan dengan sebuah anak panah yang sebanding dengan besar vektor yang
diwakilinya.
11. Besaran skalar
dinyatakan dengan besarnya saja
12. Kecepatan rata-rata
adalah kecepatan pada mana perpindahan terjadi
13. Kecepatan rata-rata
searah perpindahan
|
3.Besaran
vektor memiliki besar dan arah.
4.Besaran
skalar dinyatakan dengan besarnya saja
|
Vektor dan skalar adalah dua besaran yang berbeda
Kecepatan rata-rata adalah kecepatan pada mana perpindahan terjadi.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar