Telaah Buku Teks, Buku Teks dan Bahan Ajar
2.1 Pengertian
Telaah Buku Teks
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah
“telaah” terdiri atas tiga suku kata, yaitu te-la-ah yang artinya penyelidikan,
kajian, pemeriksaan, penelitian. Sedangkan buku
adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong; kitab (KBBI
1994: 152) dan teks adalah bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran,
berpidato, dsb (KBBI 1994: 1024).
Maka
dapat disimpulkan bahwa telaah buku teks adalah kegiatan penyelidikan,
pengkajian, pemeriksaan dan penelitian terhadap bahan tertulis yang berisikan
sumber pelajaran berbentuk buku sesuai dengan standar dan kualifikasi yang
relevan.
Sangat
jelas
betapa
pentingnya
menelaah buku teks untuk menganalisis kempetensi, relevansi dan sesuai atau
tidaknya buku teks tersebut dengan silabus, dan guna mengevaluasi untuk buku
teks mendatang.
Buku teks yang baik
harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan seperti yang diungkapkan
oleh Greene dan Petty dalam Tarigan (1986:86) yaitu “sudut pandang (point of
view), kejelasan konsep,relevan dengan kurikulum,menarik minat menumbuhkan
motivasi,menstimuli aktivitas siswa,ilustratif,komunikatif,menunjang mata
pelajaran lain,menghargai perbedaan individu.”
Berdasarkan
kriteria-kriteria buku teks yang baik tersebut,penulis dapat melakukan
penelaahan atau penganalisisan terhadap buku teks sekolah maupun buku teks
elektronik (ebook).
|
||||
|
2.2 Fungsi atau Kegunaan Telaah Buku Teks
Dengan adanya telaah buku teks kita
dapat mengetahui apakah buku teks itu memenuhi kriteria-kriteria buku teks yang
baik atau tidak. Adapun kriteria buku yang baik yang dingkapkan oleh Greene dan
Petty dalam Tarigan (1986: 86) yaitu sudut pandang (point of view), kejelasan
konsep, relevan dengan kurikulum, menarik minat, menumbuhkan motivasi,
menstimuli aktivitas siswa, ilustratif, komunikatif, menunjang mata pelajaran
lain, menghargai perbedaan individu.
Loveridge
menyatakan sebagai berikut: “Pelajaran dalam kelas sangat bergantung pada buku
teks. Dalam keadaan guru tidak memenuhi syarat benar, maka buku teks merupakan pembimbing
dan penunjang dalam mengajar. Bagi murid, buku teks bertugas sebagai dasar
untuk belajar sistematis, untuk memperteguh, mengulang, dan untuk mengikuti
pelajaran lanjutan.”
Dengan
telaah buku teks kita sebagai guru mampu memilih buku teks yang sesuai
dan layak digunakan siswa. Buku teks akan berpengaruh terhadap
kepribadian siswa, walaupun pengaruh itu tidak sama antara siswa satu dengan
lainnya. Dengan membaca buku teks, siswa akan dapat terdorong untuk berpikir
dan berbuat yang positif.
Melalui telaah
buku teks, kita dapat mengetahui Buku teks yang disusun itu menunjang program
pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan
kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan
kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar
nasional pendidikan atau malah menghambat pembelajaran.
Dengan
buku teks, program pembelajaran bisa dilaksanakan secara lebih teratur, sebab
guru sebagai pelaksana pendidikan akan memperoleh pedoman materi yang jelas.
selain mempunyai fungsi umum sebagai sosok buku, buku teks memupunyai
fungsi sebagai:
(1) Sarana pengembang bahan dan
program dalam kurikulum pendidikan,
(2) Sarana pemerlancar tugas
akademik guru,
(3) Sarana pemerlancar ketercapaian
tujuan pembelajaran, dan
(4) Sarana pemerlancar efisiensi dan
efektivitas kegiatan pembelajaran.
|
Sementara itu, Hubert dan Harl
menyoroti nilai lebih buku teks bagi guru sebagai berikut.
1. Buku teks memuat persediaan materi bahan ajar yang
memudahkan guru
merencanakan
jangkauan bahan ajar yang akan disajikannya pada satuan jadwal
pengajaran
(mingguan, bulanan, caturwulanan, semesteran).
2. Buku teks memuat masalah-masalah terpenting dari satu bidang
studi.
3. Buku teks banyak memuat alat bantu pengajaran, misalnya
gambar, skema,
diagram, dan peta.
4. Buku teks merupakan rekaman yang permanen yang memudahkan
untuk
mengadakan review di kemudian hari.
5. Buku teks memuat bahan ajar yang seragam, yang dibutuhkan
untuk kesamaan
evaluasi, dan juga kelancaran
diskusi.
6. Buku teks memungkinkan siswa belajar di rumah.
7. Buku teks memuat bahan ajar yang relatif telah tertata
menurut sistem dan logika
tertentu.
8. Buku teks membebaskan guru dari kesibukan mencari bahan ajar
sendiri sehingga
sebagian waktunya dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan lain.
Sebagai
seorang guru, kita juga harus pandai dalam memilih buku teks yang baik. Geene
dan Pety (dalam Tarigan, 1986: 21) menyodorkan sepuluh kategori yang harus
dipenuhi buku teks yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut.
1. Buku teks haruslah menarik minat
siswa yang mempergunakannya.
2.
Buku teks haruslah mampu memberikan motivasi kepada para
siswa yang memakainya.
3.
Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik siswa yang
memanfaatkannya.
4.
Buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik
sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.
5.
Isi buku teks haruslah berhubungan erat dengan
pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan
terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.
6.
Buku teks haruslah dapat menstimuli, merangsang
aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunaknnya.
7.
|
8.
Buku teks haruslah mempunyai sudut pandang atau ”point of
view” yang jelas dan tegas sehingga ada akhirnya juga menjadi sudut pandang
para pemakainya yang setia.
9.
Buku teks haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada
nilai-nilai anak dan orang dewasa.
10.
Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan
pribadi para pemakainya.
Sementara itu, Schorling dan
Batchelder (1956) memberikan empat ciri buku teks yang baik, yaitu :
1. Direkomendasikan oleh guru-guru yang
berpengalaman sebagai buku teks yang baik,
2. Bahan ajarnya sesuai dengan tujuan
pendidikan, kebutuhan siswa, dan kebutuhan masyarakat,
3. Cukup banyak memuat teks bacaan,
bahan drill dan latihan/tugas, dan
4. Memuat ilustrasi yang membantu siswa
belajar.
Buku
teks akan berpengaruh terhadap kepribadiannya, walaupun pengaruh itu tidak sama
antara siswa satu dengan lainnya. Dengan membaca buku teks, siswa akan dapat
terdorong untuk berpikir dan berbuat yang positif, misalnya memecahkan masalah
yang dilontarkan dalam buku teks, mengadakan pengamatan yang disarankan dalam
buku teks, atau melakukan pelatihan yang diinstruksikan dalam buku teks.
Dengan
adanya dorongan yang konstruktif tersebut, maka dorongan atau motif-motif yang
tidak baik atau destruktif akan terkurangi atau terhalangi. Pengaruh buku teks
terhadap anak bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) dapat mendorong
perkembangan yang baik dan (2) menghalangi perkembangan yang tidak baik.
Buku
teks merupakan pembimbing dan penunjang dalam mengajar. Bagi murid, buku teks
bertugas sebagai dasar untuk belajar sistematis, untuk memperteguh, mengulang,
dan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Buku teks dapat dipandang sebagai
simpanan pengetahuan tentang berbagai segi kehidupan. Karena sudah dipersiapkan
dari segi kelengkapan dan penyajiannya, buku teks itu memberikan fasilitas bagi
kegiatan. Penggunaan buku teks merupakan bagian dari upaya pencipataan “budaya buku”
bagi siswa, yang menjadi salah satu indikator dari masyarakat yang maju.
|
2.3 Pengertian
Buku Teks dan Bahan Ajar
2.3.1
Pengertian Buku Teks
Buku teks dan bahan ajar merupakan
substansi penting dalam proses belajar – mengajar yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain karena buku teks adalah salah satu dari sekian banyak bahan
ajar. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut
definisi buku teks menurut para ahli :
1.
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku
pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi
pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan
kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan
kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar
nasional pendidikan.
2.
Direktorat Pendidikan
Menengah Umum (2004: 3) menyebutkan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah
sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi
pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh pengarangnya dengan menggunakan acuan
kurikulum yang berlaku.
3.
Buku teks adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas, dengan
cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang
tersebut dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi
(Bacon, 1935).
4.
Dalam buku Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia (Tarigan, 1986: 13)
disimpulkan bahwa buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu,
yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu
untuk maksud dan tujuan-tujuan intruksional, yang diperlengkapi dengan
sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program
pengajaran.
|
Dari penjelasan definisi-definisi, dapat
disimpulkan bahwa pada hakikatnya buku teks adalah buku pelajaran
bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar
dalam bidang itu untuk mencapai tujuan instruksional berdasarkan kurikulum yang
berlaku dalam jenjang pendidikan tertentu.Keberadaan buku teks ini sangat
penting dalam menunjang kegiatan
pembelajaran di sekolah. Bahkan disebutkan dalam sebuah kutipan “ Dalam
melaksanakan KBM, guru biasanya sangat tergantung pada buku teks. Bahkan
menurut hasil penelitian Prof. Num’an Sumatri (1992) keberadaan buku teks bagi
guru-guru di sekolah merupakan faktor yang sangat menentukan berhasil tidaknya
suatu proses pendidikan di sekolah. Karena begitu pentingnya buku teks, maka
menurut beliau penyusunan buku teks harus betul-betul diperhatikan dan dikaji
dari berbagai dimensi.”(Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI).
2.3.2 Pengertian
Bahan Ajar
|
Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan. Menurut University of Wollongong NSW 2522, AUSTRALIA pada website-nya, WebPage last updated: August 1998, Teaching is defined as the process of creating and sustaining an effective environment for learning.
Melaksanakan pembelajaran diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif. Paul S. Ache lebih lanjut mengemukakan tentang material yaitu: Books can be used as reference material, or they can be used as paper weights, but they cannot teach. Buku dapat digunakan sebagai bahan rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan tertulis yang berbobot.
Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
2.4 Fungsi atau
Kegunaan Buku Teks dan Bahan Ajar
2.4.1 Fungsi atau
Kegunaan Buku Teks
Berdasarkan beberapa
pengertian buku teks diatas, buku
teks merupakan salah
satu bahan ajar yang berfungsi sebagai sarana penunjang kegiatanpembelajaran.
Buku teks dapat membantu guru dalam menyampakan materipembelajaran, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sebagai
buku pendidikan, buku teks memainkan peranan penting dalam pembelajaran. Dengan
buku teks, program pembelajaran bisa dilaksanakan secara lebih teratur, sebab
guru sebagai pelaksana pendidikan akan memperoleh pedoman materi yang jelas.
Terhadap pentingnya buku teks ini, Grambs, J. D. dkk. (1959) menyatakan”The textbook is one of the teacher’s major
tools in guiding learning”.
Sementara
itu, Hubert dan Harl menyoroti nilai lebih buku teks bagi guru sebagai berikut.
1. Buku
teks memuat persediaan materi bahan ajar yang memudahkan guru
merencanakan jangkauan bahan ajar
yang akan disajikannya pada satuan jadwal pengajaran (mingguan, bulanan,
caturwulanan, semesteran).
2.
Buku teks memuat
masalah-masalah terpenting dari satu bidang studi.
Buku teks banyak memuat alat bantu pengajaran, misalnya gambar, skema, diagram, dan peta.
Buku teks banyak memuat alat bantu pengajaran, misalnya gambar, skema, diagram, dan peta.
3.
Buku teks
merupakan rekaman yang permanen yang memudahkan untuk mengadakan review di
kemudian hari.
4.
Buku teks memuat bahan ajar
yang seragam, yang dibutuhkan untuk kesamaan evaluasi, dan juga kelancaran
diskusi.
5.
Buku teks memungkinkan siswa
belajar di rumah.
6.
Buku teks memuat bahan ajar
yang relatif telah tertata menurut sistem dan logika tertentu.
7.
Buku teks membebaskan guru
dari kesibukan mencari bahan ajar sendiri sehingga sebagian waktunya dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
|
1. dapat
mendorong perkembangan yang baik
2. menghalangi
perkembangan yang tidak baik
Sebagai pemantapan tentang fungsi buku teks, Loveridge
menyatakan sebagai berikut:
“Pelajaran dalam kelas sangat bergantung pada buku teks. Dalam keadaan guru tidak memenuhi syarat benar, maka buku teks merupakan pembimbing dan penunjang dalam mengajar. Bagi murid, buku teks bertugas sebagai dasar untuk belajar sistematis, untuk memperteguh, mengulang, dan untuk mengikuti pelajaran lanjutan.”
“Pelajaran dalam kelas sangat bergantung pada buku teks. Dalam keadaan guru tidak memenuhi syarat benar, maka buku teks merupakan pembimbing dan penunjang dalam mengajar. Bagi murid, buku teks bertugas sebagai dasar untuk belajar sistematis, untuk memperteguh, mengulang, dan untuk mengikuti pelajaran lanjutan.”
Bagi orang tua pun buku teks mempunyai peran tersendiri.
Dengan buku teks orang tua bisa memberikan arahan kepada anaknya apabila yang
bersangkutan kurang memahami materi yang diajarkan d sekolah. Dari keadaan ini
orang tua akhirnya bisa mengetahui daya serap anaknya terhadap materi mata
pelajaran tertentu. Apabila daya serapnya kurang, perlu dilakukan
langkah-langkah perbaikan; dan apabila daya serapnya baik, perlu juga dilakukan
langkah-langkah pemantapan atau pengayaan.
Pada sisi lain, buku teks dapat dipandang sebagai simpanan
pengetahuan tentang berbagai segi kehidupan (Pusat Perbukuan, 2005). Karena
sudah dipersiapkan dari segi kelengkapan dan penyajiannya, buku teks itu
memberikan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansinya
maupun tentang caranya. Dengan demikian, penggunaan buku teks merupakan bagian
dari upaya pencipataan ”budaya buku” bagi siswa, yang menjadi salah satu
indikator dari masyarakat yang maju.
|
Dipandang dari proses pembelajaran pun demikian. Untuk
mencapai kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran, siswa perlu menempuh
pengalaman dan latihan serta mencari informasi tertentu. Salah satu alat yang
efektif untuk mencapai kompetensi tersebut adalah lewat penggunaan buku teks.
Sebab, pengalaman dan latihan yang perlu ditempuh dan informasi yang perlu
dicari, begitu pula tentang cara menempuh dan mencarinya, tersaji dalam buku
teks secara terprogram.
Walaupun buku teks diperuntukkan bagi siswa, guru pun dapat
memanfaatkannya. Pada waktu memberikan pembelajaran kepada siswa, guru dapat
mempertimbangkan pula apa yang tersaji dalam buku teks. Namun demikian, guru
tetap memiliki kebebasan dalam memilih, mengembangkan, dan menyajikan materi
pembelajaran. Semua itu merupakan wewenang dan tanggung jawab profesionalitas
guru.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa keberadaan buku teks
sangat fungsional baik bagi kelancaran pengelolaan kelas, bagi guru, bagi
siswa, maupun bagi orang tua.
2.4.2
Fungsi atau Kegunaan Bahan
ajar
Bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. ( National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center
for Competency Based Training).
Bahan ajar disusun
dengan tujuan :
1.
|
2.
Membantu peserta didik dalam memperoleh
alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh
3.
Memudahkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
Manfaat bagi guru :
1.
Diperoleh bahan ajar yang sesuai
tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
2.
Tidak lagi tergantung kepada buku
teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
3.
Memperkaya karena dikembangkan
dengan menggunakan berbagai referensi.
4.
Menambah khasanah pengetahuan dan
pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.
5.
Membangun komunikasi pembelajaran
yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa
lebih percaya kepada gurunya.
Manfaat bagi
Peserta Didik :
1.
Kegiatan pembelajaran menjadi lebih
menarik.
2.
Kesempatan untuk belajar secara
mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3.
Mendapatkan kemudahan dalam
mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya
Alwi (2001)
memberikan mengemukakan bahan ajar adalah (segala) sesuatu yang dapat dipakai
atau diperlukan untuk tujuan tertentu seperti untuk pedoman atau pegangan untuk
mengajar. Dari sini kiranya dapat diberikan pengertian bahwa bahan ajar atau
buku bahan ajar adalah merupakan bagian dari paket pembelajaran, yang berisi
bahan-bahan pembelajaran atau bahan ajarnya.
Bahan
ajar dipakai untuk membantu pembelajaran dan pebelajar dalam kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran tidak perlu lagi terlalu banyak menyajikan materi
dalam tatap muka, sehingga mempunyai
banyak waktu untuk membimbing pebelajar. Era globalisasi peran pembelajar
berubah fungsi sebagai fasilitator,
sebab informasi akhirnya diperoleh dari berbagai macam sumber.
|
2.5 Cara Menelaah
Buku Teks
Buku teks yang
baik dapat dilihat dari berbagai aspek. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan dan penelaahan buku teks adalah sebagai berikut :
a) Aspek
isi materi pelajaran
Materi pelajaran
merupakan bahan pelajaran yang disajikan dalam buku pelajaran. Buku pelajaran
yang baik memperhatikan relevansi, adekuasi, keakuratan, dan proporsionalitas
dalam penyajian materinya.
b)
Aspek Penyajian
Buku
pelajaran yang baik menyajikan bahan secara lengkap, sistematis, sesuai dengan tuntutan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan cara penyajian yang membuat enak
dibaca dan dipelajari.
c)
Bahasa dan Keterbacaan
Bahasa
adalah sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat,
paragraf,
dan wacana. Keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan
bahasa
bagi tingkatan siswa.
d)
Aspek Grafika
Grafika
merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan fisik buku,
meliputi ukuran
buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf,warna, dan ilustrasi, yang
membuat siswa
menyenangi buku yang dikemas dengan baik dan akhirnya juga
meminati untuk
membacanya.
2.6 Perbedaan
Buku Teks dan Bahan Ajar
Menurut
Panen dan Purwanto (2004) bahan ajar berbeda dengan buku teks. Perbedaan antara
bahan ajar dengan buku teks tidak hanya terletak pada format, tata letak dan
perwajahannya, tetapi juga pada orientasi dan pendekatan yang digunakan dalam
penyusunannya. Buku teks biasanya ditulis dengan orientasi pada struktur dan
urutan berdasarkan bidang ilmu (content oriented) untuk dipergunakan
oleh dosen atau guru dalam mengajar (teaching oriented). Sangat jarang
buku teks dipergunakan untuk belajar mandiri, karena memang tidak dirancang
untuk itu. Dengan demikian, penggunaan buku teks memerlukan dosen atau guru
yang berfungsi sebagai penterjemah yang menyampaikan isi buku tersebut bagi
peserta didik.
|
Berikut ini tabel perbedaan antara bahan ajar dan
buku teks.
Bahan Ajar
|
Buku Teks
|
1.
Menimbulkan minat baca
|
1. Mengamsumsikan minat dari pembaca
|
2.
Ditulis dan dirancang untuk
peserta didik
|
2.Ditulis untuk pembaca
|
3.
Dikemas untuk proses instruksional
|
3.Dirancang untuk dipasarkan secra luas
|
4.
Menjelaskan tujuan instruksional
|
4.Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional
|
5.
Disusun berdasarkan pola belajar
yang fleksibel
|
5.Disusun secara linier
|
6.
Struktur berdasarkan kebutuhan
pesrta didik dan kompetensi akhir yang akan dicapai
|
6.Struktur berdasarkan logika bidang ilmu
|
7.
Mengakomodasi kesulitan peserta
didik
|
7.Tidak mengantisipasi kesukaran belajar peserta
didik
|
8.
Memberi rangkuman
|
8.Belum tentu memberi rangkuman
|
9.
Gaya penulisan komunikatif dan
semi formal
|
9.Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif
|
10. Kepadatan berdasarkan
kebutuhan peserta didik
|
10.Sangat padat
|
11. Mempunyai
mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari peserta didik
|
11.Tidak memiliki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca
|
12. Memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk berlatih
|
12.Belum tentu memberikan latihan
|
13. Menjelaskan
cara mempelajari bahan ajar
|
13.Tidak selalu ada penjelasan cara mempelajari
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar