animasi  bergerak gif
My Widget
HeLsY DinaFitri'S BloG
Image by Cool Text: Free Graphics Generator - Edit Image

Minggu, 27 Oktober 2013

Telaah Buku Teks, Buku Teks dan Bahan Ajar



2.1       Pengertian Telaah Buku Teks
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah “telaah” terdiri atas tiga suku kata, yaitu te-la-ah yang artinya penyelidikan, kajian, pemeriksaan, penelitian. Sedangkan buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong; kitab (KBBI 1994: 152) dan teks adalah bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dsb (KBBI 1994: 1024).
            Maka dapat disimpulkan bahwa telaah buku teks adalah kegiatan penyelidikan, pengkajian, pemeriksaan dan penelitian terhadap bahan tertulis yang berisikan sumber pelajaran berbentuk buku sesuai dengan standar dan kualifikasi yang relevan.
Sangat jelas betapa pentingnya menelaah buku teks untuk menganalisis kempetensi, relevansi dan sesuai atau tidaknya buku teks tersebut dengan silabus, dan guna mengevaluasi untuk buku teks mendatang.
Buku teks yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan seperti yang diungkapkan oleh Greene dan Petty dalam Tarigan (1986:86) yaitu “sudut pandang (point of view), kejelasan konsep,relevan dengan kurikulum,menarik minat menumbuhkan motivasi,menstimuli aktivitas siswa,ilustratif,komunikatif,menunjang mata pelajaran lain,menghargai perbedaan individu.”
Berdasarkan kriteria-kriteria buku teks yang baik tersebut,penulis dapat melakukan penelaahan atau penganalisisan terhadap buku teks sekolah maupun buku teks elektronik (ebook).





2
 



2
 

 
2.2       Fungsi atau Kegunaan Telaah Buku Teks
Dengan adanya telaah buku teks kita dapat mengetahui apakah buku teks itu memenuhi kriteria-kriteria buku teks yang baik atau tidak. Adapun kriteria buku yang baik yang dingkapkan oleh Greene dan Petty dalam Tarigan (1986: 86) yaitu sudut pandang (point of view), kejelasan konsep, relevan dengan kurikulum, menarik minat, menumbuhkan motivasi, menstimuli aktivitas siswa, ilustratif, komunikatif, menunjang mata pelajaran lain, menghargai perbedaan individu.
Loveridge menyatakan sebagai berikut: “Pelajaran dalam kelas sangat bergantung pada buku teks. Dalam keadaan guru tidak memenuhi syarat benar, maka buku teks merupakan pembimbing dan penunjang dalam mengajar. Bagi murid, buku teks bertugas sebagai dasar untuk belajar sistematis, untuk memperteguh, mengulang, dan untuk mengikuti pelajaran lanjutan.”
Dengan telaah buku teks kita sebagai guru mampu memilih buku teks yang sesuai dan layak digunakan siswa. Buku teks akan berpengaruh terhadap kepribadian siswa, walaupun pengaruh itu tidak sama antara siswa satu dengan lainnya. Dengan membaca buku teks, siswa akan dapat terdorong untuk berpikir dan berbuat yang positif.
Melalui telaah buku teks, kita dapat mengetahui Buku teks yang disusun itu menunjang program pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan atau malah menghambat pembelajaran.
Dengan buku teks, program pembelajaran bisa dilaksanakan secara lebih teratur, sebab guru sebagai pelaksana pendidikan akan memperoleh pedoman materi yang jelas. selain mempunyai fungsi umum sebagai sosok buku, buku teks memupunyai fungsi sebagai:
(1) Sarana pengembang bahan dan program dalam kurikulum pendidikan,
(2) Sarana pemerlancar tugas akademik guru,
(3) Sarana pemerlancar ketercapaian tujuan pembelajaran, dan
(4) Sarana pemerlancar efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran.


3
 
 
Sementara itu, Hubert dan Harl menyoroti nilai lebih buku teks bagi guru sebagai berikut.
1.  Buku teks memuat persediaan materi bahan ajar yang memudahkan guru  
    merencanakan jangkauan bahan ajar yang akan disajikannya pada satuan jadwal
    pengajaran (mingguan, bulanan, caturwulanan, semesteran).
2.  Buku teks memuat masalah-masalah terpenting dari satu bidang studi.
3.  Buku teks banyak memuat alat bantu pengajaran, misalnya gambar, skema,  
    diagram, dan peta.
4.  Buku teks merupakan rekaman yang permanen yang memudahkan untuk
    mengadakan review di kemudian hari.
5.  Buku teks memuat bahan ajar yang seragam, yang dibutuhkan untuk kesamaan
    evaluasi, dan juga kelancaran diskusi.
6.  Buku teks memungkinkan siswa belajar di rumah.
7.  Buku teks memuat bahan ajar yang relatif telah tertata menurut sistem dan logika
    tertentu.
8.  Buku teks membebaskan guru dari kesibukan mencari bahan ajar sendiri sehingga
    sebagian waktunya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
Sebagai seorang guru, kita juga harus pandai dalam memilih buku teks yang baik. Geene dan Pety (dalam Tarigan, 1986: 21) menyodorkan sepuluh kategori yang harus dipenuhi buku teks yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut.
1.      Buku teks haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya.
2.      Buku teks haruslah mampu memberikan motivasi kepada para siswa yang memakainya.
3.      Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik siswa yang memanfaatkannya.
4.      Buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.
5.      Isi buku teks haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.
6.      Buku teks haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunaknnya.
7.     
4
 
Buku teks haruslah dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membuat bingung siswa yang memakainya.
8.      Buku teks haruslah mempunyai sudut pandang atau ”point of view” yang jelas dan tegas sehingga ada akhirnya juga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia.
9.      Buku teks haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
10.  Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para pemakainya.
Sementara itu, Schorling dan Batchelder (1956) memberikan empat ciri buku teks yang baik, yaitu :
1.      Direkomendasikan oleh guru-guru yang berpengalaman sebagai buku teks yang baik,
2.      Bahan ajarnya sesuai dengan tujuan pendidikan, kebutuhan siswa, dan kebutuhan masyarakat,
3.      Cukup banyak memuat teks bacaan, bahan drill dan latihan/tugas, dan
4.      Memuat ilustrasi yang membantu siswa belajar.
Buku teks akan berpengaruh terhadap kepribadiannya, walaupun pengaruh itu tidak sama antara siswa satu dengan lainnya. Dengan membaca buku teks, siswa akan dapat terdorong untuk berpikir dan berbuat yang positif, misalnya memecahkan masalah yang dilontarkan dalam buku teks, mengadakan pengamatan yang disarankan dalam buku teks, atau melakukan pelatihan yang diinstruksikan dalam buku teks.
Dengan adanya dorongan yang konstruktif tersebut, maka dorongan atau motif-motif yang tidak baik atau destruktif akan terkurangi atau terhalangi. Pengaruh buku teks terhadap anak bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) dapat mendorong perkembangan yang baik dan (2) menghalangi perkembangan yang tidak baik.
Buku teks merupakan pembimbing dan penunjang dalam mengajar. Bagi murid, buku teks bertugas sebagai dasar untuk belajar sistematis, untuk memperteguh, mengulang, dan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Buku teks dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan tentang berbagai segi kehidupan. Karena sudah dipersiapkan dari segi kelengkapan dan penyajiannya, buku teks itu memberikan fasilitas bagi kegiatan. Penggunaan buku teks merupakan bagian dari upaya pencipataan “budaya buku” bagi siswa, yang menjadi salah satu indikator dari masyarakat yang maju.
5
 
Buku teks berperan secara maknawi dalam prestasi belajar siswa. Laporan World Bank (1995) mengenai Indonesia, misalnya, ditunjukkan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas lain berkorelasi positif dengan prestasi belajar siswa. Di Filipina,  peningkatan rasio kepemilikan buku siswa dari 1 : 10 menjadi 1 : 2 di kelas 1 dan 2 secara signifikan meningkatkan hasil belajar siswa (World Bank, 1995).
2.3   Pengertian Buku Teks dan Bahan Ajar
2.3.1   Pengertian Buku Teks
      Buku teks dan bahan ajar merupakan substansi penting dalam proses belajar – mengajar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena buku teks adalah salah satu dari sekian banyak bahan ajar. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut definisi buku teks menurut para ahli :
1.        Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
2.        Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2004: 3) menyebutkan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh pengarangnya dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku.
3.        Buku teks adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang tersebut dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi (Bacon, 1935).
4.        Dalam buku Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia (Tarigan, 1986: 13) disimpulkan bahwa buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan tujuan-tujuan intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.


6
 
 
Dari penjelasan definisi-definisi, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya buku teks adalah buku pelajaran bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk mencapai tujuan instruksional berdasarkan kurikulum yang berlaku dalam jenjang pendidikan tertentu.Keberadaan buku teks ini sangat penting  dalam menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Bahkan disebutkan dalam sebuah kutipan “ Dalam melaksanakan KBM, guru biasanya sangat tergantung pada buku teks. Bahkan menurut hasil penelitian Prof. Num’an Sumatri (1992) keberadaan buku teks bagi guru-guru di sekolah merupakan faktor yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pendidikan di sekolah. Karena begitu pentingnya buku teks, maka menurut beliau penyusunan buku teks harus betul-betul diperhatikan dan dikaji dari berbagai dimensi.”(Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI).
2.3.2  Pengertian Bahan Ajar
7
 
   Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.  
       Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan. Menurut University of Wollongong NSW 2522, AUSTRALIA pada website-nya, WebPage last updated: August 1998, Teaching is defined as the process of creating and sustaining an effective environment for learning.
      Melaksanakan pembelajaran diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif. Paul S. Ache lebih lanjut mengemukakan tentang material yaitu: Books can be used as reference material, or they can be used as paper weights, but they cannot teach. Buku dapat digunakan sebagai bahan rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan tertulis yang berbobot.
       Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.


2.4  Fungsi atau Kegunaan Buku Teks dan Bahan Ajar
   2.4.1  Fungsi atau Kegunaan Buku Teks
  Berdasarkan beberapa pengertian buku teks diatas, buku teks merupakan salah satu bahan ajar yang berfungsi sebagai sarana penunjang kegiatanpembelajaran. Buku teks dapat membantu guru dalam menyampakan materipembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
  Sebagai buku pendidikan, buku teks memainkan peranan penting dalam pembelajaran. Dengan buku teks, program pembelajaran bisa dilaksanakan secara lebih teratur, sebab guru sebagai pelaksana pendidikan akan memperoleh pedoman materi yang jelas. Terhadap pentingnya buku teks ini, Grambs, J. D. dkk. (1959) menyatakan”The textbook is one of the teacher’s major tools in guiding learning”.
  Sementara itu, Hubert dan Harl menyoroti nilai lebih buku teks bagi guru sebagai berikut.
1.     Buku teks memuat persediaan materi bahan ajar yang memudahkan guru   
merencanakan jangkauan bahan ajar yang akan disajikannya pada satuan jadwal pengajaran (mingguan, bulanan, caturwulanan, semesteran).
2.     Buku teks memuat masalah-masalah terpenting dari satu bidang studi.
Buku teks banyak memuat alat bantu pengajaran, misalnya gambar, skema, diagram, dan peta.
3.     Buku teks merupakan rekaman yang permanen yang memudahkan untuk mengadakan review di kemudian hari.
4.     Buku teks memuat bahan ajar yang seragam, yang dibutuhkan untuk kesamaan evaluasi, dan juga kelancaran diskusi.
5.     Buku teks memungkinkan siswa belajar di rumah.
6.     Buku teks memuat bahan ajar yang relatif telah tertata menurut sistem dan logika tertentu.
7.     Buku teks membebaskan guru dari kesibukan mencari bahan ajar sendiri sehingga sebagian waktunya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
8
 
Bagi siswa, buku teks akan berpengaruh terhadap kepribadiannya, walaupun pengaruh itu tidak sama antara siswa satu dengan lainnya. Dengan membaca buku teks, siswa akan dapat terdorong untuk berpikir dan berbuat yang positif, misalnya memecahkan masalah yang dilontarkan dalam buku teks, mengadakan pengamatan yang disarankan dalam buku teks, atau melakukan pelatihan yang diinstruksikan dalam buku teks. Dengan adanya dorongan yang konstruktif tersebut, maka dorongan atau motif-motif yang tidak baik atau destruktif akan terkurangi atau terhalangi. Oleh karena itu benar apa yang dikatakan oleh Musse dkk (1963:484) bahwa pengaruh buku teks terhadap anak bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1.    dapat mendorong perkembangan yang baik
2.    menghalangi perkembangan yang tidak baik
Sebagai pemantapan tentang fungsi buku teks, Loveridge menyatakan sebagai berikut:
“Pelajaran dalam kelas sangat bergantung pada buku teks. Dalam keadaan guru tidak memenuhi syarat benar, maka buku teks merupakan pembimbing dan penunjang dalam mengajar. Bagi murid, buku teks bertugas sebagai dasar untuk belajar sistematis, untuk memperteguh, mengulang, dan untuk mengikuti pelajaran lanjutan.”
Bagi orang tua pun buku teks mempunyai peran tersendiri. Dengan buku teks orang tua bisa memberikan arahan kepada anaknya apabila yang bersangkutan kurang memahami materi yang diajarkan d sekolah. Dari keadaan ini orang tua akhirnya bisa mengetahui daya serap anaknya terhadap materi mata pelajaran tertentu. Apabila daya serapnya kurang, perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan; dan apabila daya serapnya baik, perlu juga dilakukan langkah-langkah pemantapan atau pengayaan.
Pada sisi lain, buku teks dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan tentang berbagai segi kehidupan (Pusat Perbukuan, 2005). Karena sudah dipersiapkan dari segi kelengkapan dan penyajiannya, buku teks itu memberikan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansinya maupun tentang caranya. Dengan demikian, penggunaan buku teks merupakan bagian dari upaya pencipataan ”budaya buku” bagi siswa, yang menjadi salah satu indikator dari masyarakat yang maju.
9
 
Dipandang dari hasil belajar, buku teks mempunyai peran penting. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa buku teks berperan secara maknawi dalam prestasi belajar siswa. Laporan World Bank (1995) mengenai Indonesia, misalnya, ditunjukkan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas lain berkorelasi positif dengan prestasi belajar siswa. Di Filipina, peningkatan rasio kepemilikan buku siswa dari 1 : 10 menjadi 1 : 2 di kelas 1 dan 2 secara signifikan meningkatkan hasil belajar siswa (World Bank, 1995). Pernyataan tersebut diperkuat oleh Supriadi (2000) yang menyatakan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku berkorelasi positif dan bermakna dengan prestasi belajar.
Dipandang dari proses pembelajaran pun demikian. Untuk mencapai kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran, siswa perlu menempuh pengalaman dan latihan serta mencari informasi tertentu. Salah satu alat yang efektif untuk mencapai kompetensi tersebut adalah lewat penggunaan buku teks. Sebab, pengalaman dan latihan yang perlu ditempuh dan informasi yang perlu dicari, begitu pula tentang cara menempuh dan mencarinya, tersaji dalam buku teks secara terprogram.
Walaupun buku teks diperuntukkan bagi siswa, guru pun dapat memanfaatkannya. Pada waktu memberikan pembelajaran kepada siswa, guru dapat mempertimbangkan pula apa yang tersaji dalam buku teks. Namun demikian, guru tetap memiliki kebebasan dalam memilih, mengembangkan, dan menyajikan materi pembelajaran. Semua itu merupakan wewenang dan tanggung jawab profesionalitas guru.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa keberadaan buku teks sangat fungsional baik bagi kelancaran pengelolaan kelas, bagi guru, bagi siswa, maupun bagi orang tua.
2.4.2        Fungsi atau Kegunaan Bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. ( National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).
Bahan ajar disusun dengan tujuan :
1.     
10
 
Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
2.       Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh
3.      Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Manfaat bagi guru :
1.      Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
2.      Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
3.      Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
4.      Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.
5.      Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
Manfaat bagi Peserta Didik :
1.      Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2.      Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3.      Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya
Alwi (2001) memberikan mengemukakan bahan ajar adalah (segala) sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu seperti untuk pedoman atau pegangan untuk mengajar. Dari sini kiranya dapat diberikan pengertian bahwa bahan ajar atau buku bahan ajar adalah merupakan bagian dari paket pembelajaran, yang berisi bahan-bahan pembelajaran atau bahan ajarnya.
Bahan ajar dipakai untuk membantu pembelajaran dan pebelajar dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran tidak perlu lagi terlalu banyak menyajikan materi dalam tatap muka,  sehingga mempunyai banyak waktu untuk membimbing pebelajar. Era globalisasi peran pembelajar berubah fungsi sebagai fasilitator,  sebab informasi akhirnya diperoleh dari berbagai macam sumber.


11
 

 
2.5   Cara Menelaah Buku Teks
  Buku teks yang baik dapat dilihat dari berbagai aspek. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penelaahan buku teks adalah sebagai berikut :
a)      Aspek isi materi pelajaran
Materi pelajaran merupakan bahan pelajaran yang disajikan dalam buku pelajaran. Buku pelajaran yang baik memperhatikan relevansi, adekuasi, keakuratan, dan proporsionalitas dalam penyajian materinya.
 b)  Aspek Penyajian
Buku pelajaran yang baik menyajikan bahan secara lengkap, sistematis, sesuai dengan  tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan cara penyajian yang membuat enak dibaca dan dipelajari.
   c)  Bahasa dan Keterbacaan
Bahasa adalah sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat,   
paragraf, dan wacana. Keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan
bahasa bagi tingkatan siswa.
   d) Aspek Grafika
         Grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan fisik buku,                
        meliputi ukuran buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf,warna, dan ilustrasi, yang    
        membuat siswa menyenangi buku yang dikemas dengan baik dan akhirnya juga
        meminati untuk membacanya.
2.6    Perbedaan Buku Teks dan Bahan Ajar
Menurut Panen dan Purwanto (2004) bahan ajar berbeda dengan buku teks. Perbedaan antara bahan ajar dengan buku teks tidak hanya terletak pada format, tata letak dan perwajahannya, tetapi juga pada orientasi dan pendekatan yang digunakan dalam penyusunannya. Buku teks biasanya ditulis dengan orientasi pada struktur dan urutan berdasarkan bidang ilmu (content oriented) untuk dipergunakan oleh dosen atau guru dalam mengajar (teaching oriented). Sangat jarang buku teks dipergunakan untuk belajar mandiri, karena memang tidak dirancang untuk itu. Dengan demikian, penggunaan buku teks memerlukan dosen atau guru yang berfungsi sebagai penterjemah yang menyampaikan isi buku tersebut bagi peserta didik.


12
 
 
Berikut ini tabel perbedaan antara bahan ajar dan buku teks.
Bahan Ajar
Buku Teks
1.      Menimbulkan minat baca
1. Mengamsumsikan minat dari        pembaca
2.      Ditulis dan dirancang untuk peserta didik
2.Ditulis untuk pembaca
3.      Dikemas untuk proses instruksional
3.Dirancang untuk dipasarkan secra luas
4.      Menjelaskan tujuan instruksional
4.Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional
5.      Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
5.Disusun secara linier
6.      Struktur berdasarkan kebutuhan pesrta didik dan kompetensi akhir yang akan dicapai
6.Struktur berdasarkan logika bidang ilmu
7.      Mengakomodasi kesulitan peserta didik
7.Tidak mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik
8.      Memberi rangkuman
8.Belum tentu memberi rangkuman
9.      Gaya penulisan komunikatif dan semi formal
9.Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif
10.  Kepadatan berdasarkan kebutuhan peserta didik
10.Sangat padat
11.  Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari peserta didik
11.Tidak memiliki mekanisme untuk    mengumpulkan umpan balik dari pembaca
12.  Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berlatih
12.Belum tentu memberikan latihan
13.  Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar
13.Tidak selalu ada penjelasan cara mempelajari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar